Cerita Lucu: Si Udin Ingin Masuk Surga
Seorang guru sedang mengajar mata pelajaran agama di SD mengenai surga.
Guru Agama : "Anak-anak.. siapa yang mau masuk surga?"
Murid-Murid : "Saya pak.. saya..." (masing-masing anak pada teriak kecuali si Udin yang sedang tertidur di belakang)
Guru Agama : "Yang mau masuk surga tunjukkan tangannya"
Murid-Murid : "Saya..."(bersama-sama para murid menunjukkan tangannya kecuali si Udin)
Guru Agama : "Yang mau masuk surga ayo berdiri..."
Kemudian murid-murid pada berdiri kecuali si Udin karena masih tertidur. Lalu guru agama menghampiri si Udin yang kemudian membangunkannya.
Guru agama tersebut kemudian bertanya kepada si Udin.
Guru agama : "Udin kamu mau masuk surga gak?"
Udin : "Mau dong pak!"
Guru agama : "Terus kenapa kamu gak berdiri?"
Udin : "Lha... memangnya mau berangkat sekarang pak?"
Tiba-tiba Kuntilanak muncul mengagetkan.
Ustadz kaget dan teriak:
"Astaghfirullah, Ya Allah ..... lindungilah hambaMu ini dan hancurkanlah syetan ini."
Kuntilanak menjawab:
"Mulaiiiiii deeehhh ..... kamu ini apa-apa langsung lapor Tuhan. Aku khan bercanda doang"
Tapi akhirnya timbul harapan... Di ujung jalan dia melihat lampu mobil perlahan-lahan mendekat. Tidak mau kehilangan kesempatan, dia melambaikan tangannya untuk meminta tumpangan.
Ketika mobil tersebut mendekat, tanpa mau membuang waktu, sang fotografer langsung naik ke mobil, duduk dan kaget!!! Karena dia baru menyadari bahwa mobil tersebut tidak ada yang mengemudikan.
Tapi daripada bete, fotografer tersebut tetap bertahan berada di dalam mobil, sambil berdoa.
Dalam perjalanan di dalam mobil yang berjalan dengan pelan sekali, ketika mobil sepertinya akan menabrak pohon atau jatuh ke jurang, tiba-tiba muncul sebuah tangan dan mengendalikan setir agar mobil tidak menabrak atau jatuh. dan hal tersebut terus terjadi berulang kali.
Akhirnya, ketika mobil mendekati sebuah warung kopi, fotografer tersebut buru-buru turun dan memesan secangkir kopi. Sambil menangis terisak-isak, fotografer tersebut menceritakan kejadian seram yang baru saja dia alami.
Setelah selesai bercerita, fotografer tersebut akhirnya pingsan kelelahan dan juga karena menahan rasa takut.
Mendadak, dua orang berpakaian kotor dan basah kuyup masuk ke dalam warung kopi dan melihat sang fotografer yang sedang pingsan. Spontan salah satu dari mereka berkata, "Itu dia si kampret yang numpang di mobil yang lagi kita dorong!"
Kita : "Mas, bensin seliter berapa ?"
Penjual Bensin : "8.050”
Kita : "Kalau setengah liter?"
Penjual Bensin : ”4.025”
Kita : "Kalau setetes ?"
Penjual Bensin : ”gratis”
Kita: "Kalau begitu isi setete-setetes saja sampai penuh ya.!!!!"
Penjual Bensin: @@#^&*(%@@@
Selama tiga hari, kulkas itu tetap ada di sana bahkan tanpa satu orangpun yang mengambilnya. Gentara sangat heran. Dia akhirnya berpikir bahwa banyak orang yang tidak terlalu percaya pada tawaran gratis ini, karena terlalu bagus untuk jadi kenyataan, maka ia mengubah tandanya menjadi: "Lemari es dijual, harga Rp. 500.000!"
Pada keesokan harinya, ternyata kulkas tua itu sudah dicuri orang
Kemudian di sebuah pedesaan terpencil ada seorang pemuda yang sedang ngopi di warung dan datanglah seorang teman yang berpakaian rapi menghampirinya.
”Kamu ini masih kenceng banget merokoknya. Apa kamu tidak tahu kalau merokok itu sekarang dianggap haram?” temannya yang berpakaian rapi itu bertanya pada Kirman.
”Katanya MUI sih begitu” jawab Kirman.
”Apa sekarang ini kamu tidak setuju dengan larangan itu?” tanya temannya.
”Lhoo saya setuju itu... saya itu sangat setuju dengan MUI. Bahkan saya sangat setuju kalau pabrik-pabrik rokok itu dibakar saja” jawab Kirman dengan sangat meyakinkan.
”Kalau kamu setuju kenapa kamu masih membakar rokok itu?” tanya temannya
”Karena saya tidak mampu membakar pabrik-pabrik rokok itu, maka jalan keluarnya aku bakar rokoknya satu-satu” ^__^
Tawar-menawar jeruk pun dimulai:
Ibu: "Bang, jeruknya manis ngga?"
Pedagang: "Manis dong bu, kalau ngga manis saya kasih gratis deh."
Ibu: "Beneran ya, bang. Awas kalau bohong!"
Pedagang: "Beneran bu."
Ibu: "Berapa nih, sekilonya?"
Pedagang: "Sekilonya 10 ribu saja, bu."
Ibu: "Ah, mahal banget. Masa jeruk segede upil gini harganya 10 ribu???"
Pedagang: "Eh, bu. Ibu jangan sembarangan. Kalau upil ibu bisa segede jeruk ini, saya beli 20 ribu...!!!"
Ibu: @#$!%^**()
.